Arjuna Web

<div align="center"> <table border="0" cellpadding="0" class="MsoNormalTable" style="mso-cellspacing: 1.5pt; mso-yfti-tbllook: 1184; width: 636px;"> <tbody><tr style="height: 38.25pt; mso-yfti-firstrow: yes; mso-yfti-irow: 0; mso-yfti-lastrow: yes;">  <td style="height: 38.25pt; padding: .75pt .75pt .75pt .75pt; width: 474.15pt;" valign="top" width="632">  <h1 align="center" style="margin-top: 0cm; tab-stops: center 236.3pt left 379.35pt right 472.65pt; text-align: center;"><span style="color: windowtext; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 20.0pt;">Pemaknaan   Spirit Kartini<o:p></o:p></span></h1><div align="center" class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: center;"><span style="font-family: "FranklinGothic-ExtraCond","sans-serif"; font-size: 14.0pt; mso-bidi-font-family: FranklinGothic-ExtraCond;">M Teddy Sulistio  ;</span>    <span style="font-size: 12.0pt;"> </span><i><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 13pt;">Ketua DPRD Kota Salatiga<span style="background: white; mso-bidi-font-style: italic;"><o:p></o:p></span></span></i></div></td> </tr></tbody></table></div><div align="center" class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: center;"><b><i><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;">SUARA MERDEKA, 21 April 2014<o:p></o:p></span></i></b></div><div align="center" class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: center;"><b><i><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;"> </span></i></b><b><i><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;">                                     </span></i></b></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; tab-stops: 206.35pt 268.65pt;"><b><i><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;">                                                                                          <o:p></o:p></span></i></b></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; tab-stops: 164.95pt 187.0pt;"><b><i><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;">                                                              <o:p></o:p></span></i></b></div><table border="0" cellpadding="0" cellspacing="0" class="MsoNormalTable" style="border-collapse: collapse; mso-padding-alt: 0cm 0cm 0cm 0cm; mso-yfti-tbllook: 1184;"> <tbody><tr>  <td style="padding: 0cm 2.8pt 0cm 0cm; width: 468.0pt;" valign="top" width="624">  <div style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm;"><span style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 13pt; line-height: 150%;">Peringatan Hari Kartini umumnya diisi berbagai kegiatan yang   bernuansa perempuan, adakalanya hingga akhir April. Kegiatan itu mayoritas   melibatkan perempuan, dari tingkat TK hingga SLTA, bahkan pekerja, baik   pemerintah maupun swasta. Di Jateng, kita menyaksikan banyak   pengimplementasian pelaksanaan peringatan itu yang kurang tepat.</span><span style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 13pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div><div style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm;"><br /></div><div style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm;"><span style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 13pt; line-height: 150%;">Termasuk yang dilakukan pengambil keputusan pada lembaga   pemerintah, bahkan oleh kaum Kartini. Mereka mengisinya dengan gebyar busana   kebaya, atau lomba antaribu/wanita.</span><span style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 13pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div><div style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm;"><br /></div><div style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm;"><span style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 13pt; line-height: 150%;">Sejatinya perwujudan itu tak sejalan dengan inti pemikiran   Kartini, yang ingin membebaskan kaumnya dari keterbelengguan dan kebodohan.   Ironisnya, pengambil keputusan mengisi peringatan Hari Kartini dengan   kegiatan yang tidak senapas dengan spirit Kartini. Kita bisa melihat   karyawati bank atau wanita penjaga pintu tol mengenakan kebaya lengkap dengan   aksesorinya.</span><span style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 13pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div><div style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm;"><br /></div><div style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm;"><span style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 13pt; line-height: 150%;">Selain itu, ada lomba memasak, memasang sanggul, merias wajah   dan sebagainya. Raden Adjeng (RA) Kartini adalah sosok wanita yang antusias   memajukan pendidikan dan ilmu pengetahuan bagi kaumnya, tidak semata-mata   identik dengan memakai kebaya, sanggul atau aksesori lain keperempuanan.</span><span style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 13pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div><div style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm;"><br /></div><div style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm;"><span style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 13pt; line-height: 150%;">Ia cermin sosok yang bisa memerdekakan harkat dan martabat   kaumnya yang waktu itu terkungkung dan terbelenggu. Dalam perjalanannya,   semangat Kartini acap termanifestasikan dalam perayaan semata, yang identik   dengan kesenangan dan kenikmatan.</span><span style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 13pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div><div style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm;"><br /></div><div style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm;"><span style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 13pt; line-height: 150%;">Berpestapora kendati hal itu tidak menyenangkan bagi kaum papa.   Tanggal 21 April berubah menjadi hanya peristiwa seremonial. Pada hari itu   hampir selalu diadakan fashion show kebaya, lomba memasak atau bersanggul dan   sebagainya. Memang tidak ada yang salah mengisinya dengan aneka lomba.</span><span style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 13pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div><div style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm;"><br /></div><div style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm;"><span style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 13pt; line-height: 150%;">Namun hal itu bisa membuat kita memaknai secara lain spirit   Kartini. Padahal dari sudut pandang sejarah, pemikirannya dalam meningkatkan   pendidikan sangat luar biasa. Ide-ide besarnya lewat suratnya kepada   Abendanon memberikan inspirasi dan mengilhami perjuangan kaumnya.</span><span style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 13pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div><div style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm;"><br /></div><div style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm;"><span style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 13pt; line-height: 150%;">Pemikirannya tentang pengembangan pendidikannya mampu menggugah   bangsa ini dari belenggu diskriminasi. Karena itu, patut disayangkan bila   pada saat sebagian rakyat kita masih hidup dalam kesusahan, sebagian pejabat   kita malah menyelenggarakan peragaan kebaya, lomba memasak dan sebagainya.</span><span style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 13pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div><div style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm;"><br /></div><div style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm;"><span style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 13pt; line-height: 150%;"><b>Mengubah Paradigma</b><o:p></o:p></span></div><div style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm;"><br /></div><div style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm;"><span style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 13pt; line-height: 150%;">Bung Karno menuliskan petuah tentang pengabdian bagi para   pengambil keputusan yang begitu mendalam, ’’Orang tidak dapat mengabdi kepada   Tuhan dengan tidak mengabdi kepada sesama manusia. Tuhan bersemayam di gubuk   si miskin’’. Tidak ada yang salah memperingati Hari Kartini dengan kegiatan   seremonial.</span><span style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 13pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div><div style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm;"><br /></div><div style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm;"><span style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 13pt; line-height: 150%;">Namun bila berlebihan itu bisa diartikan mendegradasi cita-cita   Kartini. Wanita pemulung yang bekerja keras supaya anaknya tetap dapat   bersekolah, itu pun seorang ’’Kartini’’. Perempuan yang menjadi tukang parkir   agar anaknya tetap bisa makan, juga ’’Kartini’’.</span><span style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 13pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div><div style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm;"><br /></div><div style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm;"><span style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 13pt; line-height: 150%;">Baru-baru ini, saya ’’ditangisi’’ dua anak, yang bapak-ibunya   meninggal dunia, terseret arus Sungai Kalitaman Salatiga. Sementara saya juga   mendengar istri-istri pejabat sibuk rapat untuk mengadakan peringatan Hari   Kartini, bahkan menggelar atau mengikuti fashion show.</span><span style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 13pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div><div style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm;"><br /></div><div style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm;"><span style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 13pt; line-height: 150%;">Lalu siapa yang akan ’’memerdekakan’’dua anak itu? Perjuangan   Kartini, juga Tjoet Nja’ Dhien, Tjoet Meutia, Dewi Sartika, Nyi Ageng Serang,   Nyai Ahmad Dahlan dan sebagainya, melewati jalan panjang dan beronak duri.</span><span style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 13pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div><div style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm;"><br /></div><div style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm;"><span style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 13pt; line-height: 150%;">Mereka berjuang, ada yang mengangkat senjata, melalui   organisasi, jalur pendidikan ataupun upaya lain. Kenapa harus fashion show   kebaya atau lomba memasak? Lalu siapa yang akan ’’memerdekaan’’ wong cilik   dan wanita papa? Kartini dengan cita-cita, tekad, dan pengorbanannya mendapat   tempat tersendiri di hati kita.</span><span style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 13pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div><div style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm;"><br /></div><div style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm;"><span style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 13pt; line-height: 150%;">Ide-ide besarnya menggerakkan dan mengilhami perjuangan kaumnya   hingga terbebas dari kebodohan. Menghidupkan cita-cita Kartini tidak cukup   hanya dengan seremoni. Lebih utama menjadikan seremoni itu sebagai tonggak langkah   untuk mengubah paradigma atas penderitaan kaumnya yang papa.</span><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 13.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-weight: bold;"> </span><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 13.0pt; line-height: 150%;">●</span></div></td></tr></tbody></table>

Pemaknaan Spirit Kartini M Teddy Sulistio ; Ketua DPRD Kota Salatiga SUARA MERDEKA, 21 April 2014 ...

Baca selengkapnya »