100 Ribu Kader KAMMI Penggerak Kebangkitan IndonesiaAdhe Nuansa Wibisono ; Pengurus Pusat KAMMI |
HALUAN, 12 Agustus 2014
Beri aku sepuluh pemuda, niscaya akan kuguncangkan dunia! (Ir. Soekarno). Momentum Orientasi dan Pengenalan Kampus (OSPEK) dan Penerimaan Mahasiswa Baru (PMB) pada bulan Agustus hingga September 2014 menjadi satu momentum penting bagi organisasi mahasiswa baik organisasi mahasiswa ekstra kampus dan intra kampus di seluruh Indonesia. Pada saat inilah proses pengenalan dunia aktivisme kemahasiswaan dapat dilakukan oleh berbagai organisasi mahasiswa seiring dengan masuknya mahasiswa baru ke berbagai kampus yang ada di Indonesia. Hal inipun tidak luput dari perhatian Pengurus Pusat (PP) KAMMI yang juga memberikan perhatian besar kepada momentum OSPEK dan PMB yang sedang berjalan di berbagai kampus saat ini. PP KAMMI melihat pengenalan dunia aktivisme kepada para mahasiswa baru akan menjadi satu titik penting bagi proses regenerasi aktivis mahasiswa Indonesia, iron stock bagi kepemimpinan bangsa Indonesia ke depannya. Anggota KAMMI di seluruh Indonesia saat ini diperkirakan berjumlah sebesar 40.000 orang, sedangkan jumlah mahasiswa Indonesia pada tahun 2012 tercatat sebanyak 4.273.000 orang (DIKTI, 2012). Jika dihitung berdasarkan data DIKTI maka jumlah anggota KAMMI dibandingkan jumlah mahasiswa Indonesia hanyalah berkisar 0,93 persen atau tidak mencapai 1 persen dari jumlah seluruh mahasiswa Indonesia. Tentunya jumlah ini adalah jumlah yang sangat sedikit dan dirasa akan mempengaruhi signifikansi KAMMI dalam percaturan gerakan mahasiswa secara nasional. Jika kita melihat infrastruktur gerakan KAMMI yang saat ini telah memiliki 400 struktur komisariat, 80 struktur daerah dan tersebar di 33 provinsi di seluruh Indonesia, maka jumlah anggota sebesar 40.000 orang terlihat menjadi sedikit dan sudah satnya dibutuhkan peningkatan jumlah anggota secara masif. Selain itu, setiap tahunnya diperkirakan KAMMI secara nasional hanya mampu melakukan rekrutmen sebesar 10.000 orang mahasiswa baru dari sekitar 1 juta orang mahasiswa baru seluruh Indonesia. Angka ini menunjukkan bahwa KAMMI baru berhasil menyentuh sekitar 1 persen dari jumlah mahasiswa baru secara nasional. Padahal jika ingin memberikan satu perubahan bagi bangsa ini maka paling tidak KAMMI harus memperbesar daya rekrutmennya sehingga mampu mencapai angka minimal 10 persen dari jumlah mahasiswa baru Indonesia yang diperkirakan berjumlah sebesar 1 juta orang setiap tahunnya. Oleh karena itulah PP KAMMI mencanangkan program “100 Ribu Kader KAMMI Penggerak Kebangkitan Indonesia” sebagai target rekrutmen nasional KAMMI yang secara serentak akan dilaksanakan di seluruh universitas dan perguruan tinggi di seluruh Indonesia. Apakah memungkinkan untuk melakukan target rekrutmen 100.000 anggota baru? Jika melihat jumlah komisariat yang berjumlah sebanyak 400 komisariat, maka jika KAMMI ingin mengejar target rekrutmen sebesar 100.000 orang, maka paling tidak setiap komisariat secara rata-rata harus merekrut sebanyak 250 orang. Target ini bisa dicapai melalui pelaksanaan Daurah Marhalah I, atau Training Pelatihan Dasar I sebanyak tiga kali dengan target masing-masing pelatihan merekrut sekitar 80-90 orang. Untuk bisa mendorong pengurus komisariat agar mampu melaksanakan Daurah Marhalah I sebanyak tiga kali dalam tiga bulan masa rekrutmen ini maka dukungan penuh dari pengurus wilayah dan pengurus daerah KAMMI sangat dibutuhkan dalam menjamin lancarnya targetan rekrutmen nasional ini dapat tercapai secara optimal. Untuk mewujudkan target rekrutmen nasional “100 Ribu Kader KAMMI Penggerak Kebangkitan Indonesia”, PP KAMMI menurunkannya ke dalam berbagai program aksi yang akan dijalankan secara nasional oleh struktur wilayah, daerah dan komisariat seluruh Indonesia. Di antara berbagai turunan dari program aksi nasional tersebut adalah : (a) Rebranding Gerakan KAMMI, (b) Pembentukan Panitia Khusus Rekrutmen 100 Ribu Kader, (c) Pembentukan Posko dan Pusat Pelayanan Mahasiswa Baru, (d) Sistem Numerasi Training KAMMI, (e) Sistem Administrasi Kader Terpusat, dan (f) Program Pembelajaran 6 Bulan Pertama. Rebranding Gerakan KAMMI, sebagai gerakan yang lahir dari rahim perjuangan Reformasi 1998, KAMMI merupakan anak kandung perjuangan mahasiswa Indonesia sehingga watak nasionalisme dan kebangsaan sudah melekat sebagai karakteristik dasar. Pilihan untuk melakukan rebranding gerakan dilakukan agar dapat memberikan alternatif pilihan bagi mahasiswa baru yang ingin mendapatkan suasana aktivisme yang khas, diantaranya adalah dengan menjadikan : (a) KAMMI sebagai rumah berkumpulnya mahasiswa dan pemuda yang peduli kepada cita-cita kemerdekaan dan nasionalisme bangsa Indonesia, (b) KAMMI sebagai sarana pembelajaran dan peningkatan intelektualitas mahasiswa Indonesia, (c) KAMMI sebagai gerakan inovator muda yang berkarya dan mengabdi untuk kepentingan masyarakat Indonesia dan (d) KAMMI sebagai gerakan politik yang kritis mengawal kebijakan pemerintah Indonesia. Pembentukan Panitia Khusus, untuk menggerakkan program dan targetan rekrutmen nasional 100 Ribu Kader dibutuhkan pembentukan kepanitiaan khusus di tiap jenjang struktur organisasi baik dari tingkat pusat, wilayah, daerah hingga komisariat. Dalam rangka mengoptimalkan kinerja dan efektivitas dari Pansus ini maka tim ini akan terdiri dari Koordinator, Kesekretariatan, Bendahara, Tim Logistik dan Manajer Kampanye di tiap jenjangnya. Pembentukan Posko dan Pusat Pelayanan Mahasiswa Baru, masa orientasi adalah masa yang paling penting bagi mahasiswa baru untuk mencari informasi mengenai seluk beluk kehidupan kampus. Mulai dari informasi mencari rumah kosan, aktivisme kemahasiswaan, kegiatan ekstrakulikuler kampus dan berbagai hal lainnya. Sistem Numerasi Training KAMMI, pelaksanaan Daurah Marhalah I atau Training Pelatihan Dasar I yang dilaksanakan di berbagai komisariat seringkali membuat para pengurus tidak bisa membedakan antara training yang satu dengan training lainnya. Untuk membuatnya menjadi lebih sistematis maka setiap training pelatihan dasar akan diberikan nama khusus yang kemudian akan menjadi semacam “identitas korps” bagi para peserta training. Sistem Administrasi Kader Terpusat, melalui target rekrutmen nasional 100 Ribu Kader inipun menjadi momentum bagi KAMMI untuk mulai membangun sistem pendataan dan administrasi yang lebih rapih dan sistematis. Direncanakan mulai Agustus 2014, setiap setelah pelaksanaan Daurah Marhalah I atau Training Pelatihan Dasar I, maka setiap data terkait dengan pelatihan akan dikumpulkan dalam sebuah sistem administrasi terpusat yang dijalankan dalam skala nasional. Program Pembelajaran 6 Bulan Pertama, merupakan program terintegrasi dari departemen Kaderisasi bersama dengan departemen lainnya. Program ini merupakan rangkaian program antar departemen yang diberikan kepada anggota baru selama 6 bulan pertama setelah anggota baru tersebut mengikuti Training Pelatihan Dasar I KAMMI. Ir. Soekarno pernah berkata “beri aku sepuluh pemuda, niscaya akan kuguncangkan dunia!”. Bagi Soekarno, pemuda adalah aktor penggerak perubahan nasib suatu bangsa, di tangan para pemudalah masa depan suatu bangsa dipertaruhkan. Akan seperti apa jadinya masa depan suatu bangsa dapat dilihat dari kondisi pemudanya, jika pemudanya bermoral baik, berpendidikan dan kompetitif maka kemajuan suatu bangsa sudah dengan jelas dapat dilihat dan diprediksi. Dengan semangat yang sama seperti yang dimiliki Ir. Soekarno dalam melihat pemuda itulah, PP KAMMI melandaskan dasar semangatnya atas Program “100 Ribu Kader KAMMI Penggerak Kebangkitan Indonesia”. KAMMI ingin ikut berkontribusi dalam melahirkan generasi muda Indonesia yang memiliki kesadaran kebangsaan dan nasionalisme yang mendalam, para aktivis mahasiswa yang kedepannya akan menjadi para pemimpin yang akan mengisi seluruh sektor kehidupan Indonesia mulai dari sektor pemerintahan, sektor bisnis dan sektor ketiga non-pemerintahan. ● |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar