Sudah Tepatkah Pilihan Anda? James Marihot Panggabean ; Alumni Magister Ilmu Hukum Universitas Diponegoro |
HALUAN, 09 April 2014
Pemilu Legislatif tanggal 9 April 2014 merupakan momentum untuk memilih dan menentukan siapa wakil rakyat yang layak untuk mewakili sekaligus memperjuangkan berbagai aspirasi rakyat. Namun akan terjadi ketidakseimbangan bila kinerja anggota legislatif yang terpilih nanti ternyata rakyat tidak seperti yang diharapkan. Sebagai bagian dari rakyat Indonesia, kita makin sering menyaksikan beberapa catatan merah yang telah dilakukan sebagian anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR RI) maupun DPRD Provinsi dan DPRD Kabupaten/Kota. Misalnya kasus korupsi, anggota dewan yang tidur saat sidang, perjalanan dinas ke luar negeri, jarang hadir saat rapat dan sebagainya. Sungguh sangat tragis. Keruntuhan moral bangsa kita saat ini justru dilakukan oleh orang-orang yang dipilih dan dipercayakan rakyat untuk dapat membangun bangsa dan negara ke arah yang lebih baik. Namun semua harapan tersebut dihancurkan dengan sejumlah perbuatan atau tingkah laku yang merusak kepercayaan rakyat. Berdasarkan berita yang terdapat di surat kabar, kita melihat bahwa calon legislatif yang akan duduk di DPR RI berjumlah 560 orang. Dan, anggota DPR RI incumbent yang mendaftar kembali untuk jadi calon anggota DPR RI jumlahnya mencapai 510 orang. Sungguh sangat disayangkan bila kita kembali harus melihat wajah-wajah lama yang berjumlah 510 orang, mencalonkan diri kembali menjadi wakil rakyat. Padahal, yang kita ketahui bersama, selama ini nyaris tidak ada kemajuan signifikan yang bisa mereka sumbangkan untuk cita-cita membangun bangsa ke arah yang lebih baik. Walaupun demikian, tidak dapat kita pungkiri, masih ada sejumlah kecil wakil rakyat yang memiliki pemikiran yang benar untuk membangun bangsa yang lebih baik. Hal inilah yang harus jadi perhatian kita sebagai rakyat Indonesia dalam memilih wakil rakyat. Sebaiknya kita memperhatikan dan menilai siapakah wakil rakyat yang memiliki kemampuan dan ikut berkontribusi sesuai dengan kewenangan yang dimilikinya untuk membangun bangsa yang lebih baik dengan mengedepankan kesejahteraan rakyat. Hal itu memang bukanlah hal yang mudah. Selain berupaya memilih wakil rakyat yang terbaik, harus pula disertai dengan kesadaran untuk mematuhi berbagai aturan di Negara ini. Harus ada keseimbangan bangunan kesadaran hukum antara (calon) anggota legilslatif dengan rakyat. Apalagi peranan dari wakil rakyat dan pemimpin bangsa sangat penting. Kita tidak sedang membangun bangsa dan negara yang lemah karena memiliki wakil rakyat yang kerjanya hanya tidur. Kita harus mampu membangun negara yang kokoh dengan bekerja keras dan merelakan diri bekerja tanpa kenal lelah untuk membawa bangsa dan negara mencapai tujuannya sebagaimana termuat dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar Republik Indonesia 1945. Hal ini harus disertai dengan perilaku calon wakil rakyat yang akan mewakili dan memperjuangkan aspirasi rakyat. Wakil rakyat kita idealnya memiliki kecerdasan spiritual dan mau memperhatikan rakyat. Kita harus kembali menyadari bahwa Indonesia memiliki sebuah dasar negara yaitu Pancasila yang menjadi tuntunan kita untuk bekerja dan berkehidupan bersama. Hal ini terkadang sering dilupakan oleh wakil rakyat dalam bekerja dan memperjuangkan kepentingan rakyat. Rakyat justru selalu dikesampingkan. Sebaliknya, kepentingan pribadi wakil rakyat yang jadi pilihan utama yang harus diperhatikan. Budaya atau kebiasaan seperti itu harus dibersihkan dari seluruh calon anggota legislatif kita yang hidup di Indonesia yang memiliki dasar negara bernama Pancasila. Sudah saatnya kita harus memajukan bangsa dan negara Indonesia yang kita cintai ke arah yang lebih baik. Membangun sebuah bangsa dan negara yang lebih baik, harus diawali dengan membangun perilaku setiap kita ke arah yang baik. Kita harus membangun bangsa dan negara Indonesia dengan kecerdasan spiritual. Kita harus mengembangkan keilmuan yang dimiliki. Wakil rakyat kita harusnya rajin mempertanyakan apakah semua yang mereka lakukan selaku wakil rakyat sudah memenuhi harapan rakyat? Apakah pengabdian yang mereka lakukan sudah membawa bangsa ini ke arah yang lebih baik? Keterpurukan moral sejumlah wakil rakyat selama ini memberikan perenungan bagi kita, sudah pantaskah kita menyatakan sebagai bangsa yang besar bila kita tidak mampu menjalankan pesan dari pahlawan bangsa untuk membahagiakan rakyat? Hal ini selayaknya kita pertanyakan di dalam diri kita masing-masing, bila kita memang ingin membangun bangsa ini jadi lebih baik dan tercatat dalam sejarah dunia. Upaya untuk bangkit dari keterpurukan selama ini harus pula dibangun dari kecerdasan spiritual. Kita harus mampu mencari wakil rakyat yang baik dan mampu menemukan makna yang lebih mendalam saat menjalankan tugas. Apalagi, dalam membangun sebuah bangsa, tidak mungkin hanya berpatokan pada sebuah logika. Dibutuhkan wakil rakyat yang punya kemampuan menggunakan perasaan, peduli dan mau terlibat langsung mengupayakan solusi untuk berbagai persoalan yang tengah dihadapi bangsa ini. Alangkah indahnya bangsa dan negara kita bila kita dipimpin oleh manusia yang memiliki bangunan kecerdasan spiritual, kepedulian dan perasaan yang baik. ● |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar