Sleeping with the Enemy

<div align="center"> <table border="0" cellpadding="0" class="MsoNormalTable" style="mso-cellspacing: 1.5pt; mso-yfti-tbllook: 1184; width: 636px;"> <tbody><tr style="height: 38.25pt; mso-yfti-firstrow: yes; mso-yfti-irow: 0; mso-yfti-lastrow: yes;"> <td style="height: 38.25pt; padding: .75pt .75pt .75pt .75pt; width: 474.15pt;" valign="top" width="632"> <h1 style="margin-top: 0cm; tab-stops: center 236.3pt left 379.35pt;"><span style="color: windowtext; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 13.0pt;">                                           </span><span style="color: windowtext; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 20.0pt;">Sleeping with the Enemy<o:p></o:p></span></h1><div align="center" class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: center;"><span style="font-family: "FranklinGothic-ExtraCond","sans-serif"; font-size: 14.0pt; mso-bidi-font-family: FranklinGothic-ExtraCond;">Rhenald Kasali  ;</span>   <i><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 13pt;">Pendiri Rumah Perubahan @Rhenald_Kasali</span></i><i><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 13pt;"><o:p></o:p></span></i></div></td> </tr></tbody></table></div><div align="center" class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: center;"><b><i><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;">JAWA POS, 24 Juli 2014<o:p></o:p></span></i></b></div><div align="center" class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: center;"><b><i><span style="color: #c00000; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;"> </span></i></b><b><i><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;">                                               </span></i></b></div><div align="center" class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: center;"><br /></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm;"><br /></div><table border="0" cellpadding="0" cellspacing="0" class="MsoNormalTable" style="border-collapse: collapse; mso-padding-alt: 0cm 0cm 0cm 0cm; mso-yfti-tbllook: 1184;"> <tbody><tr> <td style="padding: 0cm 2.8pt 0cm 0cm; width: 466.75pt;" valign="top" width="622"> <div style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 13.0pt; line-height: 150%;">SEBAGIAN Anda tentu familier dengan judul film <i>thriller</i> awal 1990-an di atas yang dibintangi Julia Robert. Kisahnya lumayan menegangkan, tentang seorang istri yang berjuang menyelamatkan diri menghadapi suami yang berkepribadian ganda.<o:p></o:p></span></div><div style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm;"><br /></div><div style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 13.0pt; line-height: 150%;">Kadang lembut, tetapi kali lain sangat kasar. Sebagaimana layaknya film-film Hollywood, film tersebut berakhir <i>happy ending</i>. Sang istri akhirnya berhasil menyelamatkan diri dan memperoleh pasangan baru yang baik hati.<o:p></o:p></span></div><div style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm;"><br /></div><div style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 13.0pt; line-height: 150%;">Sayang, kehidupan kita tak selalu seperti film-film Hollywood. Banyak di antara kita terpaksa menerima kenyataan yang berbeda: harus rela hidup bersama dengan pesaing sepanjang waktu, <i>Sleeping with the Enemy</i>.<o:p></o:p></span></div><div style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm;"><br /></div><div style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 13.0pt; line-height: 150%;">Dalam bisnis, itu adalah biasa. Dalam dunia perbankan, dulu bank menghabiskan miliaran rupiah untuk membuat jaringan mesin ATM di mana-mana. Akan kelihatan lebih gagah ketimbang pesaingnya kalau memiliki ribuan ATM yang ada di mal, minimarket, hingga tikungan jalan.<o:p></o:p></span></div><div style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm;"><br /></div><div style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 13.0pt; line-height: 150%;">Kini sebaliknya, bank-bank sadar bahwa uang Rp 500 juta yang tersimpan dalam mesin ATM tidak produktif jika tingkat utilisasinya rendah. ATM malah menjadi <i>cost</i>, bukan sumber pendapatan.<o:p></o:p></span></div><div style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm;"><br /></div><div style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 13.0pt; line-height: 150%;">Maka, ketimbang terengah-engah menyiapkan dana untuk membangun ATM, lebih baik berkolaborasi. Kini satu ATM bisa digunakan banyak bank yang tergabung dalam salah satu jaringan. Dalam bisnis, perilaku semacam itu kita sebut <i>koopetisi</i>. Bekerja sama, tetapi sekaligus berkompetisi.<o:p></o:p></span></div><div style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm;"><br /></div><div style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 13.0pt; line-height: 150%;">Di industri otomotif, <i>koopetasi</i> bahkan dilakukan dua raksasa otomotif dunia, General Motors dan Toyota. Keduanya bekerja sama mengembangkan <i>fuel cell cars</i> yang menggunakan bahan bakar hidrogen.<o:p></o:p></span></div><div style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm;"><br /></div><div style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm;"><b><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 13.0pt; line-height: 150%;">Edge of Chaos<o:p></o:p></span></b></div><div style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm;"><br /></div><div style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 13.0pt; line-height: 150%;">Dalam politik, fenomena <i>Sleeping with the Enemy</i> malah lebih terang benderang. <span style="color: #c00000;">Hari ini</span><span style="color: #7030a0;"> </span>beberapa partai mendukung pasangan capres tertentu, <span style="color: #c00000;">beberapa hari ke depan</span> mungkin sudah mengalihkan dukungannya ke capres lain yang kemarin dihina dina. Karena itu, dikenal ungkapan, hari ini kedelai, esoknya tempe atau tauge.<o:p></o:p></span></div><div style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm;"><br /></div><div style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 13.0pt; line-height: 150%;">Kita yang berada di luar sinis melihatnya: oportunis, tidak berpendirian. Tapi, begitulah politik, hanya kepentingan yang abadi. Lain-lainnya boleh disesuaikan dengan kebutuhan. Maka itu, sulit bagi politisi demikian mendapatkan respek publik dalam kehidupan sehari-hari.<o:p></o:p></span></div><div style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm;"><br /></div><div style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 13.0pt; line-height: 150%;">Sleeping with the enemies bukan perkara mudah. Bayangkan, berkolaborasi dengan pesaing. Sebagian cemas karena pesaing bisa mengintip kelemahan kita. Dalam kasus ATM tadi, bank pemilik jaringan tentu bisa mengetahui kekuatan bank atau perilaku nasabahnya, berapa banyak nasabah ATM-nya, dana yang berputar, dan sebagainya. Kalau sudah tahu, bank-bank besar bisa menggunakan informasi tersebut untuk akuisisi, misalnya.<o:p></o:p></span></div><div style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm;"><br /></div><div style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 13.0pt; line-height: 150%;">Kecemasan semacam itu menempatkan kita pada posisi yang saya istilahkan dengan edge of chaos. Itu adalah kondisi yang menempatkan kita di ambang kekacauan. Sederhananya begini. Setiap pagi kita selalu berada pada posisi itu. Kita harus memutuskan untuk tetap berada di rumah atau meninggalkan rumah yang berarti menembus belantara kemacetan dan siap menghadapi kekacauan lainnya.<o:p></o:p></span></div><div style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm;"><br /></div><div style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 13.0pt; line-height: 150%;">Keduanya punya risiko. Memilih tetap di rumah nyaman, tetapi tidak mendapat nafkah untuk keluarga. Sementara itu, memilih meninggalkan rumah berarti siap tersiksa dengan kemacetan yang menggila dan memperoleh ganjarannya.<o:p></o:p></span></div><div style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm;"><br /></div><div style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 13.0pt; line-height: 150%;">Bagi saya, mereka yang berani menempatkan diri pada posisi <i>edge of chaos</i> dan berani menghadapinya adalah cermin perilaku para pemenang. Kalau sudah begitu, kita akan menikmati keterampilan <i>self organizing</i>, nanti semua akan tertata dengan sendirinya, secara otomatis. Lalu, Anda mau jadi yang mana? ●</span></div></td></tr></tbody></table>

                                           Sleeping with the Enemy Rhenald Kasali  ;    Pendiri Rumah Perubahan @Rhenald_Kasali ...

Baca selengkapnya »