Jerman, Big Data, dan Piala Dunia

 On Selasa, 12 Agustus 2014  

                            Jerman, Big Data, dan Piala Dunia

Alberto Hanani  ;   Founder dan Managing Partner BEDA & Company
KORAN SINDO, 12 Agustus 2014

                                                                                                                       
                                                                                                                                   

Gegap gempita Piala Dunia 2014 telah kita alami bersama. Jerman merengkuh kemenangan dan berhasil meraih piala keempatnya. Namun, di balik kesuksesan tersebut, ada sebuah revolusi manajerial yang didukung big data.

Tim nasional Jerman merevolusi kegiatan pelatihan sepak bola dengan menggunakan big data pada Piala Dunia 2014 kemarin dan berhasil membuat mereka mencapai tahta tertinggi di kancah sepak bola dunia. Secara sederhana big data adalah kumpulan data yang ukurannya sangat besar dan kompleks sehingga tidak dapat diolah maupun dimanipulasi dengan alat maupun metode yang standar.

Dalam mengolah big data tersebut dikenal istilah analytics. Analytics adalah metode analisis komputer yang sistematis atas perangkat data. Informasi yang merupakan hasil keluaran dari metode analisis tersebut juga dikenal sebagai analytics. Tim nasional Jerman menggandeng raksasa perangkat lunaknya, SAP, untuk mengembangkan analytics yang membantu mereka menciptakan saran yang berdasarkan kumpulan data yang besar. Alat tersebut disebut sebagai Match Insight.

Ini membantu pemain dan pelatih mengenali area yang menjadi kelemahan para pemain dan membantu mereka menentukan menu latihan yang sesuai untuk peningkatan kinerja di lapangan. Alat tersebut mengumpulkan informasi dari rekaman delapan kamera yang merekam permainan pemain di sebuah lapangan. Match Insight mengumpulkan ribuan titik data dalam satu detik, termasuk posisi dan kecepatan pemain.

Big data tersebut kemudian diolah menjadi sebuah database dan diolah oleh analytics untuk merekomendasikan ukuran kinerja tertentu yang penting untuk masing-masing pemain dan tim. Fitur kunci dari perangkat lunak ini kemampuan untuk menerjemahkan video yang kompleks ke dalam rekomenda si sederhana yang memungkinkan untuk meningkatkan kinerja masing-masing pemain dan pada gilirannya meningkatkan kinerja tim.

Contoh nyata dari pengalaman tim nasional Jerman adalah rekomendasi untuk meningkatkan kecepatan bermain. Menggunakan Match Insight, staf pelatih dan pemain dapat menganalisis pengaruh perubahan rata-rata penguasaan bola. Match Insight dapat menganalisis perubahan rata-rata penguasaan bola dari 3,4 detik menjadi 1,1 detik dan menyimpulkan bahwa hal tersebut akan meningkatkan efektivitas tim Jerman.

Dengan mendasarkan pola latihan pada rekomendasi Match Insight tersebut, tim nasional berhasil menciptakan filosofi bermain yang agresif, pola permainan untuk mengoper bola dengan kecepatan tinggi guna mengambil keuntungan dari celah pertahanan lawan.

Masih segar dalam ingatan bahwa dengan filosofi tersebut, tim nasional Jerman berhasil melumat tim nasional Brasil dengan skor telak, 7-1. Hanya dengan penguasaan bola sebesar 48%, tim nasional Jerman berhasil menyarangkan tujuh gol karena kecepatan umpannya.

Babak Baru untuk Big Data

Aplikasi big data sesungguhnya sangat luas dan memungkinkan untuk diimplementasikan ke dalam berbagai konteks kehidupan. Organisasi dapat meningkatkan efektivitas kinerjanya dengan memanfaatkan big data dan analytics yang ampuh. Kisah sukses tim nasional Jerman menjadi sebuah jawaban atas keraguan dari aplikasi dan adopsi penggunaan big data di dalam sebuah organisasi.

Sebelumnya big data dan analytics disangsikan efektivitas penggunaannya oleh para manajer. Selain kisah sukses di atas, pemimpin organisasi perlu menyadari bahwa perubahan zaman telah meningkatkan relevansi big data pada ranah manajerial di dunia saat ini. Terdapat tiga perbedaan kunci dari zaman digital ini.

Pertama, volume. Pada 2012, 2,5 exabytes (satu miliar gigabytes ) data tercipta setiap hari. Angka tersebut terus bertumbuh secara eksponensial saat ini. Hal tersebut memungkinkan organisasi bekerja dengan banyak petabytes (satu juta gigabytes ) pada satu set data dan tidak hanya mengacu dengan data yang berasal dari internet.

Kedua, kecepatan. Perusahaan berlomba-lomba menciptakan data sebanyak-banyaknya dengan waktu yang sesingkat- singkatnya untuk memenangkan persaingan. Perusahaan mengumpulkan data-data real-time guna merespons perubahan pasar lebih cepat dibanding kompetitornya.

Ketiga, variasi data. Pada era digital dan merebak media sosial, variasi data meningkat secara signifikan. Dahulu organisasi hanya mengacu pada data internal, sekarang banyak organisasi mengacu pula pada data yang tercipta di media sosial dan internet yang variasinya sungguh beragam, mulai dari teks hingga video.

Mengikuti Jejak Sukses Jerman dengan Big Data

Dengan perubahan zaman yang demikian, pemimpin organisasi dapat memanfaatkan sepenuhnya aplikasi big data untuk meraih kinerja organisasi yang efektif seperti kisah sukses tim nasional Jerman. Banyak pihak masih bersikap skeptis atas penggunaan big data untuk meningkatkan kinerja perusahaan.

Namun, data berbicara. Menurut studi yang dilakukan MIT, perusahaan yang memenuhi kriteria sebagai data-driven company memiliki produktivitas yang lebih tinggi sebesar 5% dan lebih menguntungkan sebesar 6% dibanding mereka yang tidak. Secara filosofis, mengadopsi penggunaan big data adalah mengubah cara pengambilan keputusan di dalam organisasi.

Sebelumnya keputusan diambil oleh pemimpin tertinggi dalam organisasi mengacu pada berbagai pengalaman yang telah mereka alami. Organisasi juga mungkin mengundang ahli yang berasal dari luar organisasi untuk menyusun rekomendasi atas permasalahan tertentu yang dihadapi organisasi. Banyak pemimpin organisasi mengacu pada intuisi dan pengalaman, namun tidak merujuk penuh pada data.

Sebuah organisasi yang data-driven adalah organisasi yang selalu bertanya ”apa yang kita tahu” bukan ”apa yang kita pikirkan”. Pertanyaan tersebut membantu kita untuk mencoba meninggalkan insting dan mengambil keputusan berdasarkan data. Di sebuah era baru di mana data tersedia di mana-mana dan peningkatan dari segi volume, kecepatan, dan variasi data, pemimpin organisasi dapat memanfaatkannya sebaik-baiknya untuk pengambilan keputusan.

Saat ini kita memang belum bisa menyimpulkan bahwa big data akan mentransformasi pengambilan keputusan. Namun, sebuah keniscayaan bahwa mengambil keputusan berdasarkan data akan menghasilkan keputusan yang lebih efektif.
Indeks Prestasi
Jerman, Big Data, dan Piala Dunia 4.5 5 Arjuna Cellular Selasa, 12 Agustus 2014                             Jerman, Big Data, dan Piala Dunia Alberto Hanani  ;    Founder dan Managing Partner BEDA & Compa...


Tidak ada komentar:

Posting Komentar