Arjuna Web

<div align="center"> <table border="0" cellpadding="0" class="MsoNormalTable" style="mso-cellspacing: 1.5pt; mso-yfti-tbllook: 1184; width: 636px;"> <tbody><tr style="height: 38.25pt; mso-yfti-firstrow: yes; mso-yfti-irow: 0; mso-yfti-lastrow: yes;">  <td style="height: 38.25pt; padding: .75pt .75pt .75pt .75pt; width: 474.15pt;" valign="top" width="632">  <h1 style="margin-top: 0cm; tab-stops: center 236.3pt left 379.35pt;"><span style="color: windowtext; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 13.0pt;">                                                   </span><span style="color: windowtext; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 20.0pt;">Kemenangan   Sejati<o:p></o:p></span></h1><div align="center" class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: center;"><span style="font-family: "FranklinGothic-ExtraCond","sans-serif"; font-size: 14.0pt; mso-bidi-font-family: FranklinGothic-ExtraCond;">Aan Rukmana  ;</span>     <i><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 13pt;">Ketua Program Studi   Falsafah dan Agama Universitas Paramadina</span></i><i><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 13pt;"><o:p></o:p></span></i></div></td> </tr></tbody></table></div><div align="center" class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: center;"><b><i><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;">SINAR HARAPAN, 25 Juli 2014<o:p></o:p></span></i></b></div><div align="center" class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: center;"><b><i><span style="color: #c00000; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;"> </span></i></b><b><i><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;">                                               </span></i></b></div><div align="center" class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: center;"><br /></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm;"><br /></div><table border="0" cellpadding="0" cellspacing="0" class="MsoNormalTable" style="border-collapse: collapse; mso-padding-alt: 0cm 0cm 0cm 0cm; mso-yfti-tbllook: 1184;"> <tbody><tr>  <td style="padding: 0cm 2.8pt 0cm 0cm; width: 466.75pt;" valign="top" width="622">  <div style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; tab-stops: 163.05pt;"><i><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 13.0pt; line-height: 150%;">“Allahu Akbar! Allahu Akbar!”</span></i><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 13.0pt; line-height: 150%;">  terdengar di mana-mana. Anak-anak kecil mengenakan baju baru bermain riang di   pekarangan rumah. Para orang tua sibuk mempersiapkan makanan sambil sesekali   keluar rumah untuk bersalaman dengan tetangga yang baru datang. <o:p></o:p></span></div><div style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; tab-stops: 163.05pt;"><br /></div><div style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; tab-stops: 163.05pt;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 13.0pt; line-height: 150%;">Suasana   haru tak dapat dibendung. Uraian air mata kebahagiaan seakan bercampur dengan   air mata kesedihan. Tidak terasa Hari Raya Kemenangan kembali datang. <o:p></o:p></span></div><div style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; tab-stops: 163.05pt;"><br /></div><div style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; tab-stops: 163.05pt;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 13.0pt; line-height: 150%;">Persis   seminggu sebelumnya, mereka yang sudah lama merantau meninggalkan tanah   kelahiran tercintanya, berbondong-bondong mudik kembali menengok tempat   asalnya. Berbagai jenis transportasi digunakan, meski sering cuek dari sisi   keselamatan, asal ia bisa membawa keluarganya mudik Lebaran. <o:p></o:p></span></div><div style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; tab-stops: 163.05pt;"><br /></div><div style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; tab-stops: 163.05pt;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 13.0pt; line-height: 150%;">Ada   yang naik motor, bajaj, bus, kereta, juga pesawat. Meski uang masih kurang,   tidak menghalangi mereka untuk mudik ke kampung halaman. Mudik seakan menjadi   ritual tahunan yang tidak mungkin dilewatkan. <o:p></o:p></span></div><div style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; tab-stops: 163.05pt;"><br /></div><div style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; tab-stops: 163.05pt;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 13.0pt; line-height: 150%;">Mudik   bukanlah fenomena sosiologis belaka. Ia membawa pesan eksistensial mengenai   asal muasal diri kita. Dengan mudik, kita kembali menatap diri kita yang   masih murni, menengok akar kita sambil mengingat kembali tujuan hidup kita.   Rumi menggambarkan peristiwa mudik sebagai peristiwa kembali diri yang kotor   menuju diri yang suci. <o:p></o:p></span></div><div style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; tab-stops: 163.05pt;"><br /></div><div style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; tab-stops: 163.05pt;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 13.0pt; line-height: 150%;">Mudik   ibarat kembalinya batang seruling yang sudah lama terpisah dari pohon bambu   atau seperti anak-anak kecil yang kembali ke rumah orang tuanya setelah   sekian lama bermain di pekarangan. Ketika ia kembali, suka citalah yang ada. <o:p></o:p></span></div><div style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; tab-stops: 163.05pt;"><br /></div><div style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; tab-stops: 163.05pt;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 13.0pt; line-height: 150%;">Kehidupan   di tanah rantau ibarat medan perjuangan. Meski sudah bertahun-tahun kita   tinggal di tanah rantau, tetap secara “psikologis” kita merasa sebagai   pendatang. Kembali ke kampung seperti kembali ke tanah asli kita. Kita pun   merasa semakin bahagia ketika sampai di tanah kelahiran. Rasa letih dalam   perjalanan pulang terobati dengan sendirinya. <o:p></o:p></span></div><div style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; tab-stops: 163.05pt;"><br /></div><div style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; tab-stops: 163.05pt;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 13.0pt; line-height: 150%;">Sesampainya   di kampung halaman, kita berkumpul dengan keluarga yang ada, sambil bercerita   mengenai liku-liku perjuangan di tanah rantau. Syukur kemenangan di tanah   rantau yang didapat, obrolan semakin mengasyikan. Namun, bila kegagalan yang   diraih, saudaranya saling menguatkan agar kita tidak berpatah arang. <o:p></o:p></span></div><div style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; tab-stops: 163.05pt;"><br /></div><div style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; tab-stops: 163.05pt;"><b><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 13.0pt; line-height: 150%;">Makna Kemenangan <o:p></o:p></span></b></div><div style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; tab-stops: 163.05pt;"><br /></div><div style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; tab-stops: 163.05pt;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 13.0pt; line-height: 150%;">Perayaan   Idul Fitri tahun ini terasa berbeda suasananya dengan tahun-tahun sebelumnya.   Itu karena bertepatan dengan pemilihan presiden. Pemilihan presiden sebagai   pesta rakyat sudah berakhir dan presiden terpilih pun sudah ditentukan. <o:p></o:p></span></div><div style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; tab-stops: 163.05pt;"><br /></div><div style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; tab-stops: 163.05pt;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 13.0pt; line-height: 150%;">Merayakan   Hari Kemenangan tahun ini sekaligus merayakan kemenangan bangsa kita dalam   melewati proses pemilu yang tidak mudah. Kita patut merayakan kemenangan   bukan semata karena presiden terpilih sudah ada, melainkan karena kita sudah   mampu menahan diri untuk tidak terpecah-belah karena haluan politik yang   berbeda. Inilah makna kemenangan yang sesungguhnya. <o:p></o:p></span></div><div style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; tab-stops: 163.05pt;"><br /></div><div style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; tab-stops: 163.05pt;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 13.0pt; line-height: 150%;">Kemenangan   sejati tidak mungkin menafikkan mereka yang kalah. Kemenangan sejati adalah   kemenangan semuanya, baik kaya maupun miskin, orang kota maupun orang desa,   pejabat maupun rakyat, yang merantau maupun yang menetap, partai berideologi   agama maupun nasionalis sekular, semuanya dapat menghirup udara kemenangan.   Inilah kemenangan kita sebagai manusia Indonesia, bahkan lebih dari itu   kemenangan kita sebagai manusia semesta. <o:p></o:p></span></div><div style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; tab-stops: 163.05pt;"><br /></div><div style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; tab-stops: 163.05pt;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 13.0pt; line-height: 150%;">Ketika   kemenangan sejati yang diraih, tidak ada lagi batasan-batasan keakuan.   Semuanya melebur menjadi kemenangan kita, yang ada adalah kita sebagai   manusia yang sama-sama menginginkan kebahagiaan, kedamaian, keadilan, serta   kesejahteraan hidup. <o:p></o:p></span></div><div style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; tab-stops: 163.05pt;"><br /></div><div style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; tab-stops: 163.05pt;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 13.0pt; line-height: 150%;">Inilah   pesan terdalam dari perayaan Idul Fitri yang setiap tahun dirayakan umat   Islam. Orang yang berbahagia idealnya bukan saja umat Islam, melainkan   seluruh umat manusia di alam jagad ini. Sama halnya ketika umat lain   merayakan hari kemenangannya, yang berbahagia adalah seluruh umat manusia. <o:p></o:p></span></div><div style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; tab-stops: 163.05pt;"><br /></div><div style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; tab-stops: 163.05pt;"><b><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 13.0pt; line-height: 150%;">Manusia Otentik <o:p></o:p></span></b></div><div style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; tab-stops: 163.05pt;"><br /></div><div style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; tab-stops: 163.05pt;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 13.0pt; line-height: 150%;">Sebelum   merayakan Hari Kemenangan, umat Islam menjalani ritual puasa selama sebulan   penuh. Dalam ritual itu, umat Islam tidak makan, minum, maupun melakukan   aktivitas yang dapat membatalkan puasanya. <o:p></o:p></span></div><div style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; tab-stops: 163.05pt;"><br /></div><div style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; tab-stops: 163.05pt;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 13.0pt; line-height: 150%;">Jika   kita renungkan lebih dalam, sebetulnya yang sedang dilatih dalam puasa itu   adalah kesadaran kita sebagai manusia yang multidimensi. Kita bukan semata   fisik lahiriah yang duniawi. Lebih daripada itu, kita adalah jiwa rohaniah   yang memiliki orientasi ketuhanan. <o:p></o:p></span></div><div style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; tab-stops: 163.05pt;"><br /></div><div style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; tab-stops: 163.05pt;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 13.0pt; line-height: 150%;">Kita   diingatkan bahwa tujuan hidup bukan semata makan dan minum, melainkan juga   membantu orang lain yang membutuhkan, mencukupkan mereka yang kurang, dan   membahagiakan mereka yang menderita. <o:p></o:p></span></div><div style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; tab-stops: 163.05pt;"><br /></div><div style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; tab-stops: 163.05pt;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 13.0pt; line-height: 150%;">Kita   dilatih untuk menjadi wakil dari mereka yang tertindas dan lemah dalam hidup   ini. Puasa melatih diri untuk dapat merasakan penderitaan sesama kita sambil   menumbuhkan dalam diri kita cinta kasih yang mendalam terhadap sesama kita. <o:p></o:p></span></div><div style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; tab-stops: 163.05pt;"><br /></div><div style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; tab-stops: 163.05pt;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 13.0pt; line-height: 150%;">Puasa   mengajarkan kita untuk menyapa manusia lain yang tidak pernah kita sapa   sebelumnya. Kita menyapa yang lain sebagai diri manusia, bukan semata sebagai   teman seagama atau sesukunya. <o:p></o:p></span></div><div style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; tab-stops: 163.05pt;"><br /></div><div style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; tab-stops: 163.05pt;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 13.0pt; line-height: 150%;">Kita   pun diajarkan menjadi manusia yang otentik. Manusia otentik adalah manusia   yang senantiasa menyadari bahwa dirinya adalah kombinasi jiwa rohaniah dan   fisik lahiriyah. Dengan fisik yang ada mereka berbeda namun dengan ruhani   mereka saling menyatu. <o:p></o:p></span></div><div style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; tab-stops: 163.05pt;"><br /></div><div style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 13.0pt; line-height: 150%;">Hari   kemenangan tahun ini sudah tiba. Mari kita rayakan kemenangan ini bersama.   Ini adalah kemenangan umat manusia. <i>Kullu   aamin wa antum bi-khayrin, minal aizin wal-faizin</i> yang artinya, <i>“Setiap tahun kita semua berada dalam   kebaikan, dan kita semua menjadi orang-orang mudik dan membawa kemenangan.”</i>  ●<o:p></o:p></span></div></td> </tr></tbody></table><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm;"><br /></div>   ;lineF � g t � g H z -stops:163.05pt'><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 13.0pt; line-height: 150%;">Prof   Zainuddin Djafar menafsirkan doktrin luar negeri SBY itu dengan kondisi   ketika negara adidaya muncul menjadi kekuatan unilateral dalam memecahkan   masalah internasional, termasuk keamanan internasional yang dapat   bertentangan dengan hukum dan perjanjian internasional. (Zainuddin Djafar,   2013). <o:p></o:p></span><br /><br /><div style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; tab-stops: 163.05pt;"><br /></div><div style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; tab-stops: 163.05pt;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 13.0pt; line-height: 150%;">Konsep   zero enemy perlu ditransformasikan ke dalam pendekatan baru, yakni penekanan   pada Israel sebagai pihak negara yang dikategorikan sebagai negara penjajah   bangsa Palestina. Indonesia perlu terus menggalakkan diplomasi internasional   melalui penguatan aliansi strategis dengan negara-negara di Asia, Afrika, dan   Pasifik untuk memperkuat dukungan dan solidaritas terhadap Palestina. <o:p></o:p></span></div><div style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; tab-stops: 163.05pt;"><br /></div><div style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; tab-stops: 163.05pt;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 13.0pt; line-height: 150%;">Oleh   karenanya, pendekatan diplomasi kemitraan komprehensif tentu perlu   disesuaikan dengan kondisi riil yang terjadi. Fokus utama kepada penyelesaian   kasus Palestina-Israel ke depan. Selain itu, Indonesia perlu mendorong dialog   dan perundingan di tingkat PBB (summit) yang dapat melahirkan resolusi   konflik Palestina-Israel. <o:p></o:p></span></div><div style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; tab-stops: 163.05pt;"><br /></div><div style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 13.0pt; line-height: 150%;">Fokus   diplomasi Indonesia kepada prinsip-prinsip demokrasi, keadilan globa, dan   perdamaian dunia. Untuk mencapai tujuan dan target kepentingan nasional dalam   mengatasi konflik Palestina-Israel seperti itu, perlu memanfaatkan   potensi-potensi diplomatik resmi yang kita miliki di seluruh dunia, dan diaspora   Indonesia yang saat ini sedang membangun visi bersama untuk memperkokoh   hubungan internasional Indonesia di mancanegara. ●</span></div>

Kemenangan Sejati Aan Rukmana ; Ketua Program Studi Falsafah dan Agama Un...

Baca selengkapnya »