Indonesia Mitra Prioritas KanadaJohn Baird ; Menteri Luar Negeri Kanada |
KORAN SINDO, 06 Agustus 2014
Saya pertama datang ke Indonesia sebagai menteri luar negeri Kanada tiga tahun lalu. Saat itu saya langsung terkesima akan besarnya negara ini. Tujuh belas ribu pulau. Tujuh ratus bahasa. Dua ratus lima puluh juta jiwa. Di Kanada negara terluas kedua di dunia, kami terbiasa dengan angka-angka statistik yang besar. Namun, angka-angka tadi sangat mengejutkan saya. Saya duduk bersama dan membahas angka-angka tersebut dengan Menteri Luar Negeri Marty Natalegawa dan saat beliau memberikan penjelasan saya pun mulai dapat membayangkan peran penting yang akan dimainkan Indonesia pada masa mendatang, tidak hanya dengan Kanada, namun juga dengan dunia internasional. Penduduk Kanada berasal dari hampir segala penjuru dunia. Seperti Indonesia, kami bagaikan lukisan mosaik berbagai kebudayaan dan contoh kekuatan yang berasal dari keberagaman. Melalui kebinekaan ini, kami sangat memahami pentingnya hubungan dengan dunia di luar perbatasan kami. Baik Kanada maupun Indonesia tidak bisa hanya bergantung kepada beberapa mitra yang besar untuk kekuatan ekonominya. Di Kanada, Perdana Menteri Stephen Harper dan saya telah memprioritaskan membina kemitraan dengan negara-negara ekonomi masa depan. Indonesia akan menjadi salah satu negara tersebut, di mana ekonomi Indonesia diproyeksikan akan menjadi yang terbesar ketujuh di dunia pada 2030. Indonesia adalah mitra prioritas bagi Kanada dan saya akan selalu mengambil kesempatan untuk berkunjung dan memajukan persahabatan kita. Dua hari lalu saya tiba di Jakarta untuk kunjungan yang keempat ke Indonesia sebagai menteri luar negeri. Kunjungan kali ini sangat istimewa. Saya mendapat kehormatan sebagai menteri luar negeri pertama yang bertemu dengan presiden terpilih Indonesia, Bapak Joko Widodo. Pertemuan seperti ini penting untuk menunjukkan bagaimana hubungan kedua negara bertambah semakin erat. Ini hubungan yang dibangun lebih dari sekadar manfaat ekonomi. Ini persahabatan yang dibangun di atas persamaan nilai-nilai. Sekitar 135 juta pemilih mengambil bagian dalam pemilihan presiden langsung yang ketiga di Indonesia bulan lalu, termasuk di antaranya 67 juta pemilih pemula. Secara umum pemilihan tersebut dinilai telah terlaksana secara bebas dan adil. Selain demokrasi yang semakin maju, Indonesia juga memiliki masyarakat sipil yang dinamis, pers yang bebas, dan peranan media sosial yang sangat besar (Indonesia menempati peringkat keempat dunia untuk pengguna Facebook dan Twitter ). Tidak ada tokoh yang dapat merepresentasikan Indonesia lebih baik daripada Jokowi, seorang tokoh dengan latar belakang yang sederhana. Presiden terpilih Joko Widodo berasal dari generasi baru pemimpin, yang siap membukakan pintu dan jendela rumah kekuasaan untuk rakyatnya antara lain melalui media sosial. Ini angin segar setelah masa otoritarianisme kedaerahan, di mana rakyat menuntut ada lebih banyak demokrasi. Meski tidak besar, Kanada telah ikut berperan dalam membangun masyarakat Indonesia yang berpikiran terbuka. Selama beberapa dekade Universitas McGill di Montreal menjadi tuan rumah bagi banyak mahasiswa dan mahasiswi asal Indonesia, di mana sekembalinya ke Indonesia, mereka ikut menegakkan Islam sebagai kekuatan positif dalam masyarakat yang toleran. Sejarah kerja sama Kanada dengan Indonesia dimulai lebih awal daripada itu yaitu pada 1952. Kanada saat itu mengakui pentingnya Indonesia, di mana para diplomat kami memimpin dukungan terhadap negara yang baru merdeka tersebut di forum Perserikatan Bangsa-Bangsa. Kini enam puluh dua tahun kemudian Indonesia telah memainkan peranannya sendiri sebagai pemimpin di suatu organisasi multilateral yang berbeda. Dalam kunjungan pertama saya ke sini, saya menghadiri Konferensi ASEAN-Kanada di Bali. Saat itulah saya bertemu dan kemudian berteman dengan Menteri Luar Negeri Marty Natalegawa. Dalam pertemuan kami, Menteri Marty—sambil memandang saya melalui kaca matanya yang khas—hanya menyampaikan satu pesan. Sudah saatnya Kanada memainkan peranan yang lebih besar di ASEAN. Apa yang Menteri Marty kemudian tegaskan kepada saya adalah betapa pentingnya Indonesia dan ASEAN terhadap Kanada. Di kawasan di mana terdapat sistem ekonomi yang saling bersaing, ASEAN dan Indonesia memainkan peranan sentral dalam perluasan liberalisasi perdagangan. Nasihat beliau benar-benar saya ingat. Sejak saat itu Kanada selalu ada untuk ASEAN dan kami terus berkontribusi terhadap berbagai inisiatif keamanan dan demokrasi. Hari ini saya mendapat kehormatan sebagai menteri luar negeri Kanada pertama untuk duduk bersama Sekretaris Jenderal ASEAN di Kantor Pusat ASEAN di Jakarta. Untuk memastikan kelanjutan hubungan yang semakin dekat ini, saya akan mengumumkan bahwa Kanada akan menugaskan seorang duta besar khusus untuk organisasi ini. Sejak kunjungan saya ke Bali tersebut, hubungan ekonomi kami dengan Indonesia dan ASEAN telah mencerminkan kondisi bahwa kawasan ini telah menjadi prioritas bagi politik luar negeri dan perdagangan Kanada. Buktinya dapat dilihat di bidang investasi. Makin banyak perusahaan Kanada yang tertarik atas kawasan ini. Indonesia salah satu pasar terbesar BlackBerry, salah satu pembeli terbesar pesawat buatan Kanada, sekaligus negara tujuan investasi Kanada di bidang industri ekstraktif. Indonesia adalah negara muda yang kaya akan sumber daya alam dan sedang tumbuh dengan pesat. Bagi Kanada, kepemimpinan Indonesia di ASEAN akan meyakinkan perusahaan-perusahaan Kanada untuk terus menjadikan kawasan ini sebagai prioritas. Seperti negara-negara lain, tentu ada tantangan-tantangan yang harus dihadapi Indonesia. Tapi, saya sangat menghormati para pemimpin Indonesia yang selalu menerima kami sebagai mitra dan bukan sebagai lawan. Saya sangat bangga atas hubungan baik yang telah kita bangun bersama dan saya harap kemitraan kami dengan negara yang indah dan kaya sejarah ini akan semakin berkembang. Awal baru telah dimulai di Indonesia. Indonesia memiliki Kanada sebagai mitra yang siap dan akan senang hati menghadapi berbagai tantangan dunia internasional serta bekerja bersama untuk kemakmuran kedua bangsa. ● |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar